Halaman

Rabu, 26 Desember 2018

TUGAS RESUME: BUKU ANTROPOLOGI BUDAYA


TUGAS RESUME

BUKU ANTROPOLOGI BUDAYA

Jurusan                              :  Ilmu Pemerintahan
Mata Kuliah                      :  Antropologi Budaya
Dosen Pengampu              :  Ester Sonya Ulfarita L, M.Si
  
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
TAHUN 2018




BAB I
MENGENAL ANTROPOLOGI

A.    Apakah Antropologi Itu ?

Dari kekhususan pola yang dikaji, yaitu aspek tingkah laku dan cara berpikirnya , sesungguhnya ilmu antropologi sangat luas bidang kajiannya. Ia mempelajari pola tingkah laku dan cara berpikir manusia yang senantiasa mengalami tingkat kemajuan dari cara berpikir yang sangat sederhana sampai ke tingkat  modern, dari manusia dahulu hingga manusia sekarang. Perubahan pola ini mungkin saja membawa dampak yang positif bagi perkembangan dirinya, dapat juga menimbulkan dampak yang negatif.
Disiplin ilmu antropologi, sebagaimana yang kita kenal adalah produk peradaban barat relatif baru. Ariyono Suryono (1985) memberikan batasan tentang antropologi sebagai berikut :
Antropologi berasal dari kata latin anthropos yang berarti manusia dan logos atau akal. Dengan begitu, anthropology dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya.
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini ditunjukkan kepada sifat khusus badani dan cara produksi, tradisi dan nilai-nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup lainnya. Secara global dapat diungkapkan ruang lingkup ilmu ini sebagai berikut :
1.      Antropologi fisik yaitu mempelajari manusia dari sudut keanekawarnaan tubuhnya sehingga disebut juga ilmu Antropo-biologi.\
2.      Antropologi budaya yaitu mempelajari manusia dari sudut keanekawarnaan tingkah laku dan cara berpikirnya.
Antropologi fisik mengkaji asal-usul manusia, perkembangan evolusi organic, struktur tubuh dan kelompok manusia (yang lazim disebut ras) berkembang menjadi 2 bagian besar yaitu studi tentang manusia sebagai hasil proses evolusi dan studi serta analisis penduduk. Kedua bagian besar ini sama-sama menuju pada arah kajian manusia dan perkembangan social dalam konteks pergaulan masyarakat.
Antropologi fisik berkembang dalam beberapa kajian berupa : paleontology primat, evolusi manusia, antropomentri, scmatologi, antropologi rasial dan studi perbandingan tentang pertumbuhan organik dan antropologi konstitusional.
Antropologi budaya yang merupakan cabang dari antropologi menyelidiki kebudayaan pada umumnya dan berbagai kebudayaan pada bangsa di muka bumi, menyelidik bagaimana manusia mampu berkebudayaan dan mengembangkan kebudayannya sepanjang jaman.
B.     Sejarah Perkembangan Antropologi
1.      Fase pertama (sebelum 1800)
Fase ini ada juga yang menyebutnya fase penemuan, ada juga yang menyatakan sebagai era pencatatan/deskripsi tentang bangsa-bangsa dan laporan kisah-kisah perjalanan. Dalam perjalanan orang-orang Eropa ini termuat juga di dalamnya tentang identifikasi suatu tempat atau wilayah yang mereka kunjungi, adat istiadat, dan kecenderungan perilakunya. Tulisan ini khususnya mengenai hal-hal aneh, ,menarik, bahkan sangat asing, tidak jarang hanya menyangkut segala sesuatu tentang keunikan suatu suku bangsa asing, tidak jarang hanya menyangkut segala sesuatu tentang keunikan suatu suku bangsa itu misalnya mitos suku bangsa tertentu di pedalaman Kalimantan dan Irian yang memiliki kebiasaan mengayau (memenggal) kepala musuhnya kemudian meminum darah korbanya dan sebaginnya. Hanya saja ada kelemahan prisnsip dari laporan dan kisah-kisah perjalanan demikian ini, yaitu bahwa keseluruhan uraiannya terbatas hanya pada subjektivitas penulisannya oleh karenanya, sebagian besar muatan tulisan ini perlu dikaji ulang kebenarannya. Dari pengembangan ini memunculkan istilah etnografi yaitu konsep tentang pelukisan suku bangsa.
2.      Fase kedua (pertengahan Abad ke-19)
Pada perkembangan fase kedua ini mulai dengan tahap penyusunan dan analisis bahan etnografi pada fase 1 di atas. Dalam babak ini sudah muncul konsep cara berpikir evolusi masyarakat, yang secara gari besar intinya adalah bahwa masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan lambat dalam jangka waktu ribuan tahun lamanya dari tingkat yang rendah dan melalui beberapa tingkat antara, sehingga sampai ke tingkat tertinggi dan kompleks. Pada fase perkembangan kedua ini antropologi menjadi satu yang bersifat akademikal dengan tujuan mempelajari manusia dan masyarakat serta kebudayaan yang premitif dengan maksud untuk mendapatkan suatu pengertian tentang tingkah-tingkah kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
3.      Fase ketiga (Permulaan Abad ke-20)
Pada fase ini antropologi menjadi satu ilmu yang praktis dengan tujuan mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapatkan suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
4.      Fase keempat (sesudah kira-kira 1930)
Pada fase ini perkembangan ilmu antropologi demikian pesatnya. Beberapa hal yang menjadi sebab ilmu ini berkembang sangat pesat, di antaranya :
a.       Bertambah koleksi bahan pengetahuan akibat dilakuka dengan cara yang jauh lebih teliti.
b.      Ketajaman metode ilmiah yang digunakan dalam penelitian.
c.       Timbul rasa antipasti terhadap kolonialisme khususnya sesudah Perang Dunia ke II usai.
d.      Hilangnya bangsa-bangsa primitive (dalam arti bangsa-bangsa asli dan terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika).
C.    Konsep, Teori dan Metode Ilmiah Ilmu Antropologi
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah jalan atau cara yang dipakai ilmu tersebut untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan dan memperoleh konklusi ilmu berdasarkan postulat dan proposisi tertentu, kesatuan pengetahuan dalam ilmu antropologi dicapai melalui : pengumpulan data, penentuan ciri-ciri umum dan sistem, verifikasi.
Berdasarkan model penelitian dan analisis datanya maka muncul ilmu-ilmu bagian antropologi antara lain : paleoantropologi, antropologi fisik (antropologi fisik khusus), etnolinguistik, prehistori, dan etnologi
D.    Berbagai Cabang Kajian Ilmu Antropologi
1.      Antropologi Ekonomi (Pedesaan)
Subilmu ini berusaha mencari pengertian tentang perilaku makhluk manusia dalam kaitanya dengan pelaksanaan ekonomi di pedesaan.
2.      Antropologi Pendidikan
Antropologi pendidikan erat hubungannya dengan pembangunan desa dan masyarakat.
3.      Antropologi Psikologi
Menurut Prof. Djames Danandjaja (1988) karakteristik penyebutan antropolgi psikologi sebagai subdisiplin ilmu antropologi sebenarnya nama baru dari ilmu yang dahulu dikenal dengan nama Culture and personality (kebudayaan dan kepribadian), atau kadang juga disebut psychology (psikologi suku bangsa)
4.      Antropologi Politik
Kecendrungan perilaku politik masyarakat yang muncul, terlebih setelah reformasi dan terbentuknya puluhan oartai menjadi bahan kajian yang menarik.
5.      Antropologi hukum
Bahan kajiannya terletak pada bagaimana perilaku hukum yang muncul berkaitan dengan permasalahan penyelesaian perselisihan.
6.      Antropolgi Kesehatan
Kajian antropologi kesehatan mengarah pada manusia dan perilaku seputar masalah kesehatan. Bagaimana perilaku masyarakat yang samapai saat ini masih bertahan dengan pengobatan tradisional, pelaksanaan keluarga berencana desan dan sebagainya.
7.      Antropologi Agama
Mengkaji proses perilaku manusia yang menyangkut agama dan kepercayaannya.

E.     Antropologi dan Ilmu-Ilmu Lain
Hubungan beberapa ilmu lain dengan antropologi antara lain : ilmu geologi dan antropologi, ilmu paleontology dan antropologi, ilmu anatomi dan antropologi, ilmu kesehatan masyarakat dan antropologi, ilmu psikiatri dan antropologi, ilmu linguistik dan antropologi, ilmu arkeologi dan antropologi, ilmu sejarah dan antropologi, ilmu administrasi dan antropologi, ilmu politik dan antropologi, ilmu geografi dan antropologi, ilmu ekonomi dan antropologi, serta ilmu hukum adat dan aantropologi.
F.     Antropologi dan Perkembangan di Beberapa Negara
Hingga sekarang di berbagai Negara mengenal istilah dan penyebutan tertentu untuk ilmu antropologi antara lain : ethnography, etnology, volkerkunde, kulturkude, anthropology, cultural anthropology, dan social anthropology.
G.    Antropologi dan Perkembangannya di Indonesia
Untuk kepentingan ilmiah, Indonesia berusaha mengabstaksikan pengalaman Negara-negara lain yang telah lebih dahulu mengembangkan ilmu antropologi dengan meniru kemajuan-kemanjuan dari bangsa atau Negara-negara lain.
H.    Sarana dan Prasarana Bantu Dalam Mengenal Antropologi
Selain museum dalam rangka pengkajian secara keilmuan terhadap ilmu antropologi, maka perlu kita ketahui juga tentang berbagai sarana lain yang dibutuhkan. Beberapa di antara sarana tersebut adalah kamus antropologi, peta etnografi (atlas), dan hibliografi social budaya. Tidak kalah pentingnya adalah sumber tertulis hasil kajian, laporan dan penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya.
I.       Antropologi dan Sosiologi
Di berbagai jurusan di lingkungan institute keguruan dan ilmu pendidikan mencantumkan antropologi (kuhusnya antropologi budaya) sebagai mata kuliah wajib. Secara umum sasaran kajian antropologi menyoroti konsep-konsep dan metode pendekatan yang khas dengan maksud memperoleh pemahaman tentang manusia, perilaku dan kecenderungan budaya, dan apakah yang menjadi latar belakang aneka perilaku budayanya itu. Antropologi bahkan lebih luas lagi member jawaban mengenai berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan persoalan mendasar karakteristik manusia dari berbagai cirri fisik dan biologisnya serta hubungan sistem sosialnya.
J.      Antropologi dan Sosiologi
sosiologi merupakan salah satu ilmu yang sangat dekat hubungannya dengan ilmu antropologi. Demikian dekatnya kedua ilmu ini sehingga sering orang tidak dapat membedakan secara tegas yang mana antrologi dan yang mana sosiologi
1.      Sejarah Lahirnya Antropologi dan Sosiologi
Dalam kerangka uraian lainnya ilmu antropologi di atas telah dikemukakan bahwa ia berpangkal tolak dari deskripsi mengenai beraneka ragam kebudayaan suku bangsa serta bangsa-bangsa yang menduduki benua-benua di luear Eropa, semisal Afrika, Asia, dan Kepulauan Pasifik Selatan, sebagai penduduk asli Benua Amerika Utara, Tengah dan Selatan.

2.      Pokok Bahan Kajian Antropologi dan Sosiologi
Sejarah perkembangan ilmu antropologi telah menyebabkan bahwa ilmu ini sejak awal hingga sekarang terutama tertuju kepada pokok kajian dalam berbagai masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup di luar kebudayaan bangsa Eropa dan Amerika Serikat. Sebaliknya yang terjadi ilmu sosiologi sejak awal telah menyebabkan bahwa ilmu ini hingga kini tertuju kepada objek penelitian dalam masyarakat dan kebudayaan serta bangsa-bangsa yang hidup dalam lingkungan kebudayaan Ero-Amerika Serikat.
3.      Metode Ilmiah Antropologi dan Sosiologi
Antropologi memiliki pengalaman yang lama dalam penelitian kebudayaan suku-suku bangsa. Dalam ruang lingkup yang kecil, sehingga dapat semakin mudah dan teliti dan menyebabkan unsure-unsur masyarakatnya dapat dianggap sebagai suatu kesatuan yang terintergrasi. Pengalaman dalam meneliti masyarakat dalam skala kecil ini telah memberikan kesempatan kepada para ahli antropologi untuk mengembangkan berbagai metode penelitian yang bersifat mendalam seperti metode wawancara sebaliknya ilmu sosiologi lebih memusatkan perhatiannya pada unsure-unsur dan gejala khusus dalam masyarakat dengan menganalisis kelompok-kelompok social yang bersifat khusus saja. Hubungan antara kelompok-kelompok atau individu-individu atau proses-proses yang terdapat dalam kehidupan suatu masyarakat.




BAB II
MAKHLUK MANUSIA
A.  Konsep Dasar  Kajian Evolusi
Makhluk manusia, menjadi sasaran kajian ilmu antropologi selain perilaku budayanya. Dari sudut biologi, ia merupakan salah satu makhluk di antara lebih dari sejuta makhluk lain termasuk di dalamnya makhluk yang pernah atas masih mendiami muka bumi ini. Kajian tentang evolusi primat dan makhluk manusia khususnya diawali dari konsep berpikir evolusi masyarakat pada masa fase ke-II dalam perkembangan ilmu antropologi. Proses evolusi sebagai proses dikemukakan Aryono Suryono (1985) adalah suatu proses perkembangan yang berjalan secara lambat dan bentuk atau wujud yang sederhana menjadi lebih sempurna atau lebih rumit.

B.  Evolusi Ciri-Ciri Biologi
1.       Sumber Ciri-Ciri Organisme Fisik
Ciri-ciri evolusi biologi suatu makhluk yang dapat menyebabkan perubahan itu terletak pada gen. Gen mengandung sel dan sel di dalamnya terkandung kromosom.
2.       Perubahan Dalam Proses Keturunan
Munculnya bentuk makhluk baru adalah akibat percabangan dari bentuk makhluk sebelumnya. Percabangan ini secara khusus menampilkan bentuk baru organisme sebelumnya, tumbuh dan berkembang baik sampai pada beberapa generasi sesudahnya, bahkan tidak jarang muncul suatu makhluk baru yang secara fisik berbeda dari makhluk sebelumnya.
Berikut ini adalah proses-proses yang kemungkinan menyebabkan mengapa suatu percabangan dapat muncul dalam suatu proses penerusan keturunan antara lain : proses mutasi, proses seleksi alamiah dan adaptasi, proses menghilangkan gen secara kebetulan.
C.  Evolusi Primat Manusia
Ilmu yang secaha khusus mempelajari proses evolusi makhluk manusia adalah subilmu antropobiologi, yait ilmu paleoantropologi. Bahan dasar penelitiannya adalah bekas-bekas tubuh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan yang menjadi batu atau membatu (fosil).
1.      Bentuk-bentuk manusia tertua
Para ahli antropologi khususnya paleoantropologi dan ahli biologi sepakat mengawali kajian tentang nenek moyang manusia akan dapat ditemukan dengan terlebih dahulu menjawab makhluk sejenis yang telah kandas, atau setidak-tidaknya apabila disepakati melalui pola evolusi terhadap makhluk yang secara species memiliki kedekatan hubungan.
Paleoantropologi adalah ilmu bagian dari antropologi yang mempelajari tentang sejarah asal mula terjadinya makhluk/manusia yang hidup di muka bumi, dengan mempergunakan atlat bantu bahan penelitian berupa bekas-bekas tubuh manusia yang berupa fosil yang terkandung dalam lapisan perut bumi. Dalam konsep antropologi makhluk demikian disebut missing-link, ada sekurang-kurangnya 2 (dua) aliran yang mempertentangkan keberadaan missing-link ini, yaitu konsep lama dan konsep baru. Berikut beberapa fosil yang sempat ditemukan dalam berbagai ekspedisi dan penggalian oleh para antropologi, baik yang berlokasi di luar negeri maupun Indonesia antara lain : eoanthropus dawsoni, Australopithecus africanus, sinanthropus pekinensis, homo heldelberg, homo noanderthalensis. Kemudian berikut ini juga yang merupakan bekas-bekas manusia yang tertua sebagai berikut : pithecanthropus erectus, homo soloensis dan homo wajakensis, meganthrophus valeo javanicus,

D.  Aneka Warna Manusia
Karekteristik fisik, baik dari populasi maupun indivisu sesungguhnya adalah hasil interaksi antara gen dan lingkungannya. Oleh karena itu, gen seseorang dapat mempengaruhi pada warna kulit, tetapi warna kulit yang dimiliki seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti kuatnya radiasi matahari. Berikut adalah tanda-tanda fisik yang digunakan untuk mengadakan klasifikasi ras ialah bentuk badan, bentuk kepala, bentuk air muka dan tulang rahang bawah, dan bentuk hidung.




BAB III
KEHIDUPAN KOLEKTIF
A.    Ciri-ciri Kehidupan Kolektif
Manusia merupakan salah satu makhluk yang hidup bersama dalam suatu kesatuan sosial. Kehidupannya diawali dengan hasrat untuk membentuk pola hidup berkeluarga, membentuk guyub dalam suatu struktur masyarakat, dan akhirnya sampai pada pola kehidupan modern semacam “Negara”. Dalam kesatuan aksi seperti itu, ada pola kerja dan tatanan yang diciptakannya sehingga menuju sasaran akhir yaitu pemenuhan tujuan hidup. Ada individu yang secara khusus menjaga sarang dari gangguan makhluk lain, ada pekerja yang khusus mencari makan, dan ada individu yang khusus menghasilkan madu. Selain memenuhi unsure pokok cirri kehidupan kolektif, rupanya masih ada 1 (satu) hal mendasar yang membedakan dengan kehidupan selektif di luar manusia, yaitu kemmapuan menusia untuk mengabstraksikan kemampuan akal selain naluri semata-mata. Akal manusia senantiasa mampu mengadakan pilihan atau seleksi terhadap berbagai efektivitas yang optimal dalam mempertahankan hidupnya terhadap kekejaman alam sekitarnya.
B.     Aneka Warna Bentuk Kehidupan Kolektif
Adapun bentuk-bentuk kehidupan kolektif  yang akhirnya akan menjadi unsure-unsur pembentuk masyarakat adalah sebagai berikut : kategori sosial, golongan sosial, komunitas, kelompok dan perkumpulan, masyarakat. Beberapa kesamaan unsure/cirri tentang masyarakat yaitu masyarakat adalah sekumpulan manusia, kesatuan manusia itu bergaul dan hidup bersama dalam jangka waktu yang relative cukup lama, adanya kesadaran tentang identitas kesatuan hidup bersama, kesatuan hidup bersama ini menghasilkan suatu “kebudayaan”.
C.    Konsep Pranata dan Lembaga
Berbagai pranata yang ada dalam masyarakat, pada dasarnya dapat digolongkan dalam beberapa golongan sebagai berikut : kinship, economic institutions, educational institutions, ada nan teradat.
D.    Pranata, Kedudukan dan Peranan
Pranata-pranata dalam masyarakat terdiri dari suatu kompleks tindakan berinteraksi yang menyebabkan terwujudnya pola sosial dalam masyarakat. Sebagai pelaku aktivitas biasanya menganggap dirinya berada dalam suatu kedudukan sosial tertentu yang juga dikonsipsikan untuknya oleh norma-norma yang menata seluruh tindakan tadi.
E.     Pimpinan Masyarakat
Melekatnya unsur yang esensial ini memunculkan konsep kepemimpinan di dalam kelompok dengan berbagai konsekuensi dan kewenangannya. Semakin besar kelompok, maka mekanisme kepemimpinan dan permasalahan yang dihadapi semakin kompleks.
1.      Pimpinan masyarakat kecil
2.      Pimpinan masyarakat sedang
3.      Pimpinan masyarakat masa kini





BAB IV
KEPRIBADIAN DAN KEBUDAYAAN
A.  Unsur-unsur Kepribadian
1.      Pengetahuan
Salah satu dari sekian ilmu bantu dalam kajian ilmu antropologi antara lain : persepsi, apaersepsi, pengamatan, dan konsep.
2.      Fantasi
Fantasi adalah penggambaran baru dari objek yang sangat berbeda dari aslinya.
3.      Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif, yang meliputi : kehendak, keinginan dan emosi.
4.      Dorongan Naluri
Dorongan naluri adalah kemauan yang sudah merupakan naluri pada setiap makhluk manusia. Pada ahli menyimpulkan sekurang-kurangnya dorongan meliputi beberapa jenis sebagai berikut : dorongan untuk mempertahankan hidup, dorongan seks, dorongan usaha mencari makan, dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame, dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya, dorongan untuk berbakti, dan dorongan akan keindahan.
B.  Aneka Warna Kepribadian
Pada individu manusia terdapat beraneka warna materi yang menjadi isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak serta keinginan kepribadian serta aneka pola hubungan sosial di antara pendukung kehidupan kolektif. Perbedaan mendasar ini membawa akibat bahwa tiap individu manusia itu akhirnya memiliki kepribadian yang berbeda. Selain dipengaruhi oleh faktor kebiasaan, juga dipengaruhi berbagai situasi dan kondisi di sekitarnya.
C.  Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah,bentuk jamak dari buddhi, yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan adalah “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Dalam bahasa Latin makna ini sama dengan colere yang berarti mengolah, mengerjakan, terutama menyangkut tanah. Konsep tersebut lambat laun berkembang menjadi segala upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam.
D.  Evolusi Manusia dan Perkembangan Budaya
Morgan dianggap memenuhi syarat dalam telaah penentuan tingkat perkembangan budaya, kepribadian dan masyarakat manusia pada umunya. Tingkat-tingkat evolusi dari suku bangsa dari yang sangat maju, setengah maju, dan masyarakat yang sangat jauh ketertinggalanya dalam evolusi melalui beberpa zaman diantaranya sebagai berikut :
Zaman liar tua, zaman liar madya, zaman liar muda, zaman barbar tua, zaman barbar madya, zaman barbar muda, zaman peradaban purba, dan zaman peradaban masa kini.
E.  Wujud Kebudayaan
Tindakan dan aktivitas manusia terangkai dalam suatu perbuatan yang berpola. Sebagai suatu sistem ide dan konsep dari serangkaian kerangak tindakan dan aktivitas manusia apabila dirumuskan akan tampak sebagai berikut : ideal, activities,dan artifacts.
F.   Kerangka Variasi Sistem Nilai Budaya
Tiap sistem nilai budaya dalam tiap kebudayaan itu senantiasa mengenai (lima) masalah dasar dalam kehidupan manusia. Meskipun pada berbagai suku bangsa tidak terdapat keseragaman maniprestasi perilaku, namu kerangka sistem nilai ini memberikan asumsi dasar yang bersifat seragam. Misalnya cara pandang mengenai hakikat dari hidup manusia. Sebagian orang memandang hakikat hidup itu baik. Sebagian lain memandang hidup itu hakikatnya jelek.
G. Adat-adat, Norma, dan Hukum
Ada norma yang sangat berat dan menentukan keberadaan kelompok dan tatanan kehidupan ideal sehingga layak dikenakan sanksi yang berat, sementara ada tatanan yang tidak terlalu mendasar sehingga sanksinya pun tidak terlalu berat. Dengan demikian kalau terjadi pelanggaran, tidaklah berakibat terlalu fatal. W.G  Summer membedakan atas: mores dan folkways. Terdapat 2 (dua) aliran besar yang secara tegas memberikan batasan antara hukum dan bukan hukum antara lain : golongan pertama dan golongan kedua. Beberapa konsepsi tentang hukum adat sebabai berikut : pengertian hukum adat, kapan suatu adat menjadi hukum adat.

BAB V
PERUBAHAN MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

Masyarakat tidak mungkin ada tanpa kebudayaan, demikian sebaliknya kebudayaan hanya aka nada di dalam suatu masyarakat. Kebudayaan lahir dari kompleksitas hubungan antaramanusia di dalam kelompok. Kehidupan kelompok masyarakat adalah suatu proses antara perorangan dalam kelompoknya didukung/diperkuat oleh sistem nilai yang dapat berupa pembenaran, penguasaan, penghukuman dan penolakan. Dalam struktur kehidupan kelompok ini tidak jarang memunculkan penolakan nilai-nilai, perubahan, juga peniadaan dan bentuk baru akan kebiasaan, adat-istiadat para pendukung sistem kehidupan.
Upaya pembangunan ini tanpa disadari membawa konsekuensi perubahan dan unsure perubahan itu cenderung berasal dari pihak luar tidak semata-mata dari pengaruh kebudayaan asli. Konsep perubahan yang muncul dalam rentan pembangunan suku bangsa membawa pengaruh yang sangat signifikan terhadap masyarakat pendukungnya. Ada kelompok dalam suku bangsa sangat gampang dan cepat menerima perubahan, ada juga yang lambat, bahkan tidak menerima sama sekali perubahan ini.
A.  Proses Difusi/Penyebaran Kebudayaan
Proses sosial penyebaran manusia dan perilakunya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya melalui:
1.      Symbiotic
Salah satu bentuk persebaran penduduk adalah melalui pertemuan antara individu yang berbeda kelompok.
B.  Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
Manusia telah mengembangkan proses pembelajarannya melalui pengembangan beberapa sistem seperti: sistem perkembangan vocal dan bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian. Dalam kerangka proses-proses pembelajaran itu, di antaranya adalah proses belajar kebudayaan sendiri yang meliputi proses internalisasi, proses sosialisasi, dan proses enkulturasi sebagaimana akan diuraikan di bawah ini :

1.      Proses Internalisasi
Proses Internalisasi berlangsung sepanjang hidup individu sejak dilahirkan sampai hamper meninggal untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya. Berbagai bakat yang terkandung di dalam gennya, tidak secara otomatis menghasilkan suatu nilai dan perilaku budaya, tetapi pengembangan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu dan emosi pengaktifan, nyatanya sangat dipengaruhi berbagai stimulasi yang terdapat dalam lingkungan sosialnya, budayanya dan alam sekitarnya.
2.      Proses Sosialisasi
Proses sosialisasi adalah proses sosial di mana seorang individu menerima pengaruh, peranan, tindakan orang-orang sekitarnya, seperti kakak, adik mertua, paman, pembantu dan lain-lain.
3.      Proses Enkulturasi/Pembudayaan
Proses Ekulturasi/Pembudayaan adalah proses sosial dimana individu belajar menyesuaikan diri dan alam pikiran serta sikapnya terhadap adat, sistem norma, serta semua peratuaran yang terdapat dalam lingkungan masyarakatnya.
C.  Proses Pengenalan Kebudayaan Asing
Terdapat beberapa proses sosial yang muncul salama masuk kebudayaan asing ini, diantaranya adalah proses akulturasi dan proses asimilasi.
1.      Alkulturasi
Salah satu pengaruh yang muncul adalah pengambilan gaya hidup (masuk bahasa, mode pakaian, sopan santun) sebanyak mungkin meniru pola Barat. Kesan seolah dibuat-buat mengemukan dan ini dirasakan sesuatu yang sangat asing di kalangan penduduk pribumi. Adapun kerangka terbesar permasalahan dalam bidang akulturasi berdasarkan analisis tokoh-tokoh ini meliputi 5 hal mendasar berupa:
a.       Masalah mengenai metose-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukis suatu proses alkuturasi dalam suatu masyarakat.
b.      Masalah mengenai unsure-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima dan unsur-unsur kebudayaan asing yang sukar diterima oleh masyarakat penerima.
c.       Masalah mengenai unsure-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah dan unsure-unsur apa yang tidak mudah diganti atau diubah oleh unsure-unsur kebudayaan asing.
2.      Asimilasi
Penelitian tentang proses asimilasi didasarkan atas pertemuan setidaknya 2 (dua) kelompok manusia dengan karakteristik yang berbeda dalam bentuk mayoritas dan minoritas. Dalam beberapa kelompok masyarakat pendatang kegiatan ini sangat menarik. Disana sisi faktor penghambat asimilasi dianatranya berupa:
a.       Kuranganya pengetahuan terhadap unsure kebudayaan yang dihadapi bersumber dari pendatang ataupun  penduduk asli.
b.      Sifat takut terhadap kebudayaan yang dihadapi.
c.       Perasaan ego dan superioritas yang ada pada individu-individu dari suatu kebudayaan terhadap kelompok lain.
Sebaliknya, faktir yang memudahkan asimilasi dalam masyarakat adalah :
a.       Faktor tolerasi
Pada usaha yang mendasar menanamkan kelakuan saling menerima dan memberi dalam struktur himpunan masyarakat.
b.      Faktor kemanfaatan timbale-balik
Faktor ini mengacu kepada manfaat nyata di antara para pihak.
c.       Faktor simpati
Simpati meliputi pemahaman mendasar, saling menghargai dan memberlakukan secara baik para pihak.
d.      Faktor perkawinan campuran
Perkawinan campuran sebagai manfaat bagi proses asimilasi terutama dalam masyarakat yang menganut asas demokrasi dalam kehidupan sosial dan politik.

D.  Proses Pembaruan
Proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam energy dan modal, serta penataan kembali tenaga kerja dan teknologi produk baru sehingga berbentuk suatu sistem produk-produk baru. Proses inovasi dapat digolongkan dalam bentuk ;
1.      Discopery
Proses ini adalah penemuan dari unsur kebudayaan yang baru berupa gagasan individu ataupun kolektif.
2.      Invention
Proses ini merupakan tindak lanjut dan penerapan proses discovery oleh masyarakat.
            Masalah yang cukup memprihatikan dalam pemanfaatan hasil dari suatu pembeharuan setidaknya bergantung hal sebagai berikut :
1.      Persepsi masyarakat pendukung dalam kelompok
Kondisi ini secara konkret harus dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang mendasar. Keterbatasan apapun yang dihadapi suatu masyarakat selama belum menyatakan itu adalah suatu kebutuhan yang mendasar maka sangat kecil kemungkinan munculnya suatu mekanisme penemuan baru.
2.      Mutu serta ketahanan dan sumber daya manusia
Dalam suatu keanggotaan kelompok pasti terdapat individu yang senantiasa merasakan adanya kekurangan dan ketidakpuasan.
3.      Sistem perangsang, penghargaan dan pengakuan
Terhadap proses penciptaan dalam kelompok masyarakat mutlak perlu adanya suatu sistem dan mekanisme pengakuan agar seseorang terdorong untuk nberkarya. Sistem perangsang dapat berupa pengakuan ilmiah, pemberian gelar, rangsang materi dan fasilitas lain.
4.      Harus dapat menggambarkan kemanfaatannya pada masa mendatang
Proses pembaharuan (inovasi) ini akan menimbulkan sesuatu perubahan (evolusi), namun kedua konsep ini harus dipisahkan meski keduanya bermuara pada suatu proses yang sama. Dalam proses pembaharuan faktor aktivitas utama terletak pada kelompok individu, sedangkan dalam proses pembaharuan individu cenderung pasif bahkan tidak jarang negatif.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEKNOLOGI INDUSTRI HOLTIKULTURA KLIMATRIKS

TEKNOLOGI INDUSTRI HOLTIKULTURA KLIMATRIKS   JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2018